Seluma, WorldSIBER.com – Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Hidayah melaksanakan Haflah Akhirussanah dan Wisuda Santri Al – Hidayah yang telah menamatkan Pendidikan di ponpes yang terletak di Desa Sukasari, Kecamatan Air Periukan, Kabupaten Seluma, Selasa (14/03/2023).
Haflah Akhirussanah merupakan salah satu kegiatan dalam rangka Wisuda Santri Al – Hidayah yang telah menamatkan pendidikan di Ponpes Al – Hidayah, serta sebagai perantara dalam menjaga silaturahmi baik antara sesama Santri, masyarakat setempat dan seluruh umat muslim yang ada di Kabupaten Seluma.
Hadir dalam Kegiatan Haflah Akhirussanah Kyai Syamsudin dari Banyuwangi Jawa Timur, Kapolres Seluma AKBP Arif Eko Prastyo,S.I.K, M.H, Kapolsek Talo Iptu Mohammad Haryanto, Kyai Mashum Muis selaku pimpinan Ponpes Al – Hidayah, Kyai Dimhari selaku Ketua PCNU Kab. Seluma, Kyai Ahmad Muzaki, serta Santri dan masyarakat umum yang berjumlah kurang lebih 500 orang.
Ketua Yayasan (Pengasuh) Kyai Mashum Muis dalam sambutannya mengatakan kegiatan Haflah Akhirussanah diharapkan bisa menambah keimanan kita dan meningkatkan wawasan kita dalam hidup bernegara dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika dan menjunjung tinggi Toleransi dalam hidup beragama.
“Kegiatan Haflah Akhirussanah secara arti adalah pengistirahatan, ini maksudnya adalah istirahat sejenak dalam kegiatan pengajian malam yang biasanya rutin kita lakukan setiap malam, pengistirahatan ini dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan yang nantinya kita akan bersama – sama melakukan Tadarus pada bulan Ramadhan,” Ujar Kyai Mashum Muis.
Pimpinan Ponpes Al – Hidayah Kyai Mashum Muis menambahkan agar para santri dan masyarakat bisa memahami bagaimana semestinya umat Islam dalam berkehidupan sosial baik hubungan antar sesama masyarakat maupun dengan Pemerintah. “Kita selaku umat Islam agar tetap menjaga persatuan dan kesatuan yang selama ini telah terjaga dengan baik di Negara kita Indonesia, begitu juga yang diharapkan kepada para generasi penerus yang saat ini masih menjalani masa pendidikan di Ponpes Al – Hidayah ini, agar tetap melaksanakan Ajaran Islam yang benar dengan Syariat Islam, menjauhi paham-pamam yang salah menurut Ajaran Islam,” tambah Kyai Mashum Muis.
Pada kegiatan tersebut juga dihadiri Kyai Nawawi Syazili yang berasal dari Kota Sukabumi Provinsi Jawa Barat, beliau merupakan alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Jawa Timur.
Kyai Nawawi Syazili dalam sambutannya mengatakan, “saya datang ke Provinsi Bengkulu ini merupakan yang pertama kalinya khususnya di Kab. Seluma, saya begitu terkesan karena sebelumnya sangat ingin pergi ke Pulau Sumatera dan berharap tanah Sumatera akan bersaksi bahwa saya pernah bersujud menghadap Allah SWT di tanah Sumatera” ujar Kyai Nawawi Syazili.
“Ilmu dalam tulisan arab terdiri dari 3 huruf, yaitu Alif, Lam dan Mim, Alif memiliki makna tinggi yang bermakna orang yang berilmu memiliki kedudukan yang tinggi, jadi apabila anak – anak kita dari sejak dini sudah rajin menuntut ilmu maka saat dia dewasa akan menjadi orang – orang yang berkedudukan tinggi, Lam memiliki makna perdamaian sehingga orang yang berilmu akan selalu mencintai perdamaian baik dilingkungan kerja maupun kehidupan bertetangga termasuk dilingkup hidup bernegara, sedangkan Mim memiliki makna kepatuhan jadi orang yang berilmu akan patuh terhadap aturan yang ada baik aturan Allah SWT maupun aturan Pemerintah yang berlaku, sehingga orang yang berilmu tidak akan menentang dan merusak aturan – aturan yang telah ditentukan,” tambah Kyai Nawawi Syazili.
Menurut Kyai Nawawi Syazili, banyak aliran – aliran yang berkembang di Negara Indonesia termasuk aliran – aliran yang ingin merubah Ideologi Negara. Aliran seperti ini sudah menyimpang dari ajaran Islam yang sesungguhnya, karena ajaran Islam itu Rahmatan Lil Alamin.
“Islam tidak pernah mengajarkan untuk membenci sebagaimana yang sering kita lihat saat ini banyaknya akun-akun yang cenderung memprovikasi di Media Sosial (Medsos), Islam tidak pernah mengajarkan agar kita perang saudara dan bahkan ada yang mengatakan Pancasila bertentangan dengan Islam. Pendapat ini sangat salah dan keliru karena Pancasila telah dikaji terlebih dahulu oleh guru – guru kita, ulama – ulama kita dibawah PBNU, PBNU itu P nya adalah Pancasila, B nya Bhineka Tunggal Ika, N nya NKRI dan U nya Undang – Undang, jadi pendapat yang mengatakan Ideologi negara Indonesia tidak sesuai dengan ajaran Islam itu sangatlah keliru dan tidak berdasar,” Tutup Kyai Nawawi Syazili.
Dalam Kegiatan Haflah Akhirussanah Ponpes Al-Hidayah, juga dilaksanakan Tausiyah Agama serta dilanjutkan dengan yel-yel NKRI Harga Mati yang diikuti oleh semua tamu undangan. (Ws)
1 Komentar